Direktur Utama BEI Ito Warsito mengungkapkan hal tersebut di Nusa Dua, Bali, Jumat (8/4/2011), saat meluncurkan situs internet www.aseanexchange.org.
Ke-30 saham tersebut adalah Astra Agro Lestari (AALI), Adaro Energy (ADRO), Aneka Tambang (ANTM), Astra International (ASII), Bank Central Asia (BBCA), Bank BRI (BBRI), Bank BNI (BBNI), Bank Danamon (BDMN), Bank Mandiri (BMRI), Berau Coal Energy (BRAU), Bumi Resources (BUMI), Charoen Pokphan (CPIN), Gudang Garam (GGRM), International Nickel (INCO), Indofood Sukses Makmur (INDF), dan saham Indika Energy (INDY).
Selain itu, ada juga saham Indocement (INTP), Indosat (ISAT), Indo Tambangraya (ITMG), Jasa Marga (JSMR), Kalbe Farma (KLBF), London Sumatera (LSIP), Perusahaan Gas Negara (PGAS), Tambang Bukit Asam (PTBA), Holchim Indonesia (SMCB), Semen Gresik (SMGR), PT Timah (TINS), Telekomunikasi Indonesia (TLKM), United Tractors (UNTR), dan saham Unilever Indonesia (UNVR).
Seperti diberitakan, BEI dijadwalkan meluncurkan pembukaan situs internet bersama antara bursa-bursa efek lain dari anggota Perhimpunan Bangsa-bangsa Asia Tenggara (ASEAN) pada Jumat siang.
"ASEAN memiliki penduduk sekitar 6OO juta jiwa, hampir 10 persen penduduk dunia dan merupakan pasar yang besar. Untuk tujuan pemasaran bursa ASEAN ke global, besok (hari ini) akan diresmikanwebsite (situs internet) ASEAN Exchange Star yang berisi 20 saham unggulan," ungkapnya.
Menurut Ito, dalam penggabungan bursa yang lebih mendalam diperlukan diplomasi untuk menyusun mekanisme penyelesaian konflik atau masalah yang berpotensi terjadi saat bursa-bursa saham di ASEAN saling berhubungan. Mekanisme penyelesaian sengketa (dispute resolution mecanism) sangat diperlukan sebelum BEI terhubung dengan bursa regional.
Misalnya, ada broker (perantara) asal Indonesia yang berdagang di Singapura dan tak bisa membayar transaksi, penyelesaiannya harus jelas. Juga misal penjahat pasar modal yang masuk daftar hitam kita, masih berdagang di Indonesia lewat broker Singapura.
artikel by: nusa dua-kompas
Join The Community